Sejahterakan Mereka di Masa Senja..

Mengamati makalah poster seminar yang tertempel di dinding ruanganku, mataku tertuju pada gambar seorang nenek. Seketika langsung teringat bahwa aku masih berhutang satu tulisan padanya. Padahal sudah hampir dua bulan ya..

Nenek itu adalah nenek yang kutemui saat perjalanan eksplorasiku ke hutan di daerah Jembrana. Dia adalah pencari buah genitri. Buah ini ditemui di hutan tersebut pada bulan-bulan Mei-Juni 2009 dan bijinya digunakan untuk bahan baku kerajinan.

S8002406Nenek tersebut berpostur agak gemuk dan pendek, dengan baju lusuh dan kumal melekat pada tubuhnya. Kulitnya telah keriput di sana-sini, dengan pandangan yang kuyu. Saat berpapasan dengan kami, mukanya langsung pucat, mungkin dia takut ditangkap oleh polisi hutan yang saat itu menyertai perjalanan kami. Badannya gemetaran dan dia pun langsung menghentikan langkahnya dan menepi, memberikan kami jalan karena jalan setapaknya hanya selebar 1 meter. Susah payah dia menurunkan karung yang dipanggulnya. Saat itu kami pun menyapanya, mengajaknya ngobrol tentang berbagai hal, sehingga kekhawatirannya akan ditangkap petugas pun melenyap.

Kesehariannya dipenuhi dengan aktivitas yang melelahkan, dari zaman dia masih muda hingga umurnya yang sudah menginjak 60-an. Dia berangkat ke hutan tiap hari, dari subuh hingga ba’da ashar, untuk mengumpulkan berbagai hasil hutan yang menghasilkan uang untuknya. Pada bulan ini, dia mengumpulkan buah genitri, di bulan lain, dia mencari rumput pakan ternak, di bulan berikutnya lagi dia menjadi kuli pemanen kopi, dst. Uang yang mampu dikumpulkannya dalam sehari mungkin hanya Rp 10.000,00. Di setiap paginya, dia berangkat tanpa sarapan, dan tanpa membawa bekal makan siang, hanya air minum saja. Subhanallah, padahal medan yang dilaluinya cukup curam..

Iseng aku pun bertanya, “ Dadong punya keluarga ga..” (Dadong adalah istilah lokal Bali untuk nenek). Dia pun menjawab bahwa dia tinggal dengan anaknya. Mereka hidup dalam keadaan pas-pasan, namun cucunya dikuliahkan di Denpasar. Maka, mau tak mau dia pun harus membantu anaknya mencarikan biaya sekolah cucunya tersebut dengan masuk dan keluar hutan tiap hari. Sambil bercerita, matanya berkaca-kaca. Trenyuh, aku pun berusaha menghindari menatap wajahnya.

Sungguh, hati ini sesak membayangkan kehidupan nenek tersebut serta ribuan kakek nenek di luar sana yang harus tetap bekerja keras secara fisik di usia senjanya. Hal ini bisa kita temui di mana saja, kapan saja. Yang terpikir dalam hati tentu saja, ke mana anak-anaknya, mengapa mereka membiarkan orang tua mereka tetap bekerja keras seperti itu.

Maaf, mungkin ini hanya pendapatku pribadi, bisa benar bisa salah. Selama ini, bayangan yang tercetak di pikiranku mengenai masa senja orang tua adalah mereka duduk bersantai, menikmati buah hasil kerja kerasnya selama ini, baik yang secara langsung diusahakannya ataupun dari kita,  anak-anaknya, yang telah dibesarkan dengan bersusah payah. Tak apa-apa kita, anaknya, bersusah payah, but pliz, jangan susahkan mereka lagi di usia senjanya, terutama yang terkait fisik. Jika kita tak mampu membahagiakannya secara fisik, maka minimal jangan membebaninya secara psikis dengan segala macam keluh kesah kita.

Apa yang telah kita bebankan kepada mereka, dari sejak kita lahir hingga dewasa teramat sangat banyaknya. Sudah saatnya mereka menunai kenyamanan, kesejahteraan di waktu senja. Itu adalah kewajiban kita, anak-anaknya.

Tentu saja orang tua tak akan tinggal diam dengan segala kesusahan kita karena bagaimana pun jika kita adalah amanah dari Allah kepada mereka. Keberhasilan, kesusahan dan apa yang terjadi pada kita akan selama-lamanya menjadi tanggungan yang harus dipertanggungjawabkan mereka pada akhirnya. Namun ada waktunya bahwa kita memberikan waktu mereka beristirahat, memikirkan dan memanjakan dirinya sendiri, sesuatu yang mungkin jarang dilakukannya dulu, karena keberadaan kita.

Bagiku, di masa dewasaku ini, di masa lajangku ini, tugas membahagiakan orang tua adalah yang utama. Jika sudah berumahtangga nanti, belum tentu aku bisa memanjakan mereka seperti ini. So, buat teman-teman lajang yang lain, mari berlomba-lomba jadi anak sholeh/sholehah.. hehehe.

2 komentar di “Sejahterakan Mereka di Masa Senja..

  1. di korea juga banyak nenek/kakek yang masih giat bekerja di usia senja, sesuatu yang kupikir hanya ada di Indonesia. semoga mereka semua (di belahan dunia manapun) diberikan kesehatan & kebahagiaan tuk menjalani masa tuanya ya…

Tinggalkan komentar