HALAH..

Berikan yang terbaik bagi orang lain

Kenyataannya dalam keseharian kita: ketika yang tertinggal di dompet tinggal dua lembar uang dengan nominal sama: salah satunya kucel, ada tambalan selotipnya, sementara yang satunya masih cling, baru, tanpa lipatan, maka yang kita berikan pada sopir ketika turun dari angkot pastilah yang kucel. Jangankan untuk urusan biasa seperti itu, bahkan untuk urusan kebaikan, misalnya sedekah, kita juga lebih suka memberikan uang yang paling lecek (dengan nominal yang paling kecil pula).
**
Teman yang tinggal di Singapura pernah berujar, “Wah, kalau di sana uang lecek mana laku. Terlipat sedikit saja sudah ndak bisa dibelanjain..” Dan aku pun mengamati uang di dompetku yang kebanyakan lecek. Beberapa diantaranya bahkan berhiaskan tulisan-tulisan ndak jelas. Mmmh, jika yang dibolehkan beredar di masyarakat hanyalah uang yang licin, sepertinya perlakuan memberikan yang kucel pada orang lain dan menyimpan yang licin untuk diri sendiri bisa dieliminir.

Halah, lo typical orang Indonesia banget si Wi.. kalau diingetin pasti ngeles or nyari kambing hitam buat disalahin. Sistemlah yang salah, makanya kamu jadi begini. Anulah yang anu, makanya jadi beginu.. HALAH..

Tinggalkan komentar